Rabu, 27 Juni 2012

tulisan hubungan manusia dan teknologi

Hubungan Manusia dan Teknologi

Menurut saya hubungan manusia dengan teknologi sangatlah diperlukan. Karena dengan adanya teknologi manusia dapat bekerja dengan lebih baik dengan adanya teknologi-teknologi canggih yang sudah ada dan banyak sekali dikalangan manusia
Ilmu merupakan cara kita memandang dunia, memahaminya dan mengubahnya (Goldstein dan goldstein, 1980). Cara pandang terhadap dunia mengimplikasikan bahwa ilmu merupakan aktivitas kreatif dan imajinatif manusia dalm upaya mencari dan menemukan kebenaran keilmuan. Aktifitas kreatif dan imajinatif ini diabdikan bagi kepentingan dan kesejahteraan umat manusia melalui upaya memajukan kebudayaan dan peradaban.
Teknologi adalah aplikasi dari prinsip-prinsip keilmuan sehingga menghasilkan sesuatu yang berarti bagi kehidupan manusia. Aplikasi prinsip-prinsip ini dapat dalam lapangan teknik maupun sosial. Melalui aplikasi inilah ilmu menemukan arti sosialnya, bukan hanya demi kepuasan intelektual ilmuan semata-mata. Dalam perkembangan kemudian, bukan hanya teknologi yang menggantungkan diri pada penemuan-penemuan sains, melainkan perkembangan sains mengikuti irama perkembangan teknologi.
Dengan memanfaatkan hasil-hasil inovasi teknologi, penelitian sains semakin berkembang cepat dan berbagai perspektif baru antara ilmu pengetahuan dengan teknologi membuat keduanya tidak bisa dipisahkan.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia atau digunakan untuk kehancuran manusia itu sendiri.

tulisan konsep IBD dalam kesusastraan


Secara sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus.
Dengan mempelajari th humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Maka dari itu mahasiswa diharapkan untuk menjadi homo humanus tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai manusia dan sebagai mahasiswa. Unsur – unsur kebudayaan meliputi :

1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi


Ilmu Budaya Dasar tidak hanya mencakup hal kebudayaan saja tapi dalam kebudayaan kesusastraan juga termasuk dalam kebudayaan indonesia. Karena Indonesia mempunyai banyak propinsi sehingga bahasa yang mereka gunakan beragam pula,
Contoh : Bahasa jawa, bahasa sunda, bahasa  madura, bahasa banjar dan masih banyak yang lainnya.

Minggu, 24 Juni 2012

Tulisan Manusia dan Cinta Kasih



Manusia dan cintakasih ..

Kalian pasti mengetahui makna dari kalimat tersebutkan?...
Namun disini saya akan menjelaskan mengenai hubungan menusia dan cintakasih sesuai pendapat yang saya alami. Manusia memang tidak bisa lepas dengan yang namanya cinta, apalagi kalau sudah bicara cinta. Cinta….? Kalian tau apa itu cinta?...


Cinta adalah suatu ungkapan perasaan yang ada pada diri tiap manusia dan biasanya diungkapan kepada orangtua, kekasih, sahabat bahkan saudara mereka. Ungkapan perasaan tersebut bisa berupa kasih sayang yang lahir dari cinta. Setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Yah… manusia yang sedang jatuh cinta pada seseorang yang dia sayangi pasti akan selalu berjuang untuk mendapatkan cintanya dan kasih sayangnya. Sehingga kerap kali membuat manusia tersebut untuk melakukan sesuatu demi cintanya.
Ungkapan perasaan tersebut tidak hanya diucapkan pada kekasih hatinya saja, namun pada orang tua juga bisa. Karena cinta itu adalah kasih sayang. Cinta pada orang tua sangatlah berbeda, Karena adanya hubungan antara anak dan orangtuanya. Orangtua yang selalu ada sejak kita dilahirkan kedunia selalu menjaga kita tanpa lelah, memberikan kita kasih sayang hingga kita mengerti akan hidup kita sebagai seorang anak dimatanya. Perasaan kasih sayang kedua orangtua dalam kehidupan kita sangatlah besar, jadi kita tidak perlu terlalu sedih jika sang kekasih memutuskan tali cinta antara kita. Namun seharusnya kita menangis dan bersedih apabila cintakasih itu tidak kita dapatkan dari kedua orangtua kita
            Manusia dalam dirinya pasti memiliki sebuah rasa yaitu rasa sayang dan cinta, namun seringkali manusia menyakiti rasa itu dengan perbuatan yang mereka lakukan. Menangis, merasa kehilangan dan kerap kali merasa galau ( semacam sebutan bagi orang yang sedang patah hati/bersedih ). Dalam mengatasi masalah tersebut kerap kali manusia tersebut melakukan berbagai cara untuk menyenangkan perasaan tersebut, entah itu bersenang-senang dengan sahabat, jalan-jalan, makan banyak bahkan menghabiskan uang hanya untuk membuat perasaan senang.
            Lalu apakah setelah itu mereka sudah melupakan rasa sakit itu??...
Tentu saja belum, karena manusia dan perasaannya tidak pernah lepas. Walaupun telah banyak cara untuk melupakan hal yang membuat perasaan itu terluka, pasti suatu saat nanti akan muncul. Yah walaupun rasa itu sudah lama. Begitu juga orang yang sedang jatuh cinta, bila kesan pertama berjumpa membuat perasaannya senang. Pasti ketika berpisah kenangan-kenangan indah itu akan terus terlintas dibenaknya.
            Karena cinta dan kasih sayang itu bersifat abstrak, maka dari itu manusia sulit untuk menghilangkan rasa cinta kasih terhadap orang disekelilingnya. Sekalipun seseorang itu menyakitinya, namun perasaan cinta kasih dan peduli masih ada dalam hati dan dirinya. Manusia juga tidak akan bisa langsung melupakan rasa cinta yang ada pada dirinya, maka suatu saat memori tersebut akan muncul walaupun tampak samar-samar.
Mencintai dan mengasihi seseorang bukan hanya perasaan yang kuat melainkan merupakan suatu putusan, suatu peradilan, suatu perjanjian. Apabila cinta kasih hanya perasaan saja  tidak ada dasarnya untuk saling berjanji akan mencintai dan mengasihi untuk selama-lamanya. Perasaan itu dapat timbul dan tenggelam juga.

Tulisan Manusia dan penderitaan


ada seorang sahabat yang menjadi pengamat kelahiran yang cermat. Setelah pergi ke banyak negara, menyaksikan demikian banyak kelahiran manusia ternyata ada yang sama di antara semua kelahiran: bayinya menangis, dan tangisannya hampir sama. Entah itu di Eropa, Amerika, Australia sampai dengan Asia semuanya bermuara pada hal serupa ini. Sehingga menimbulkan pertanyaan, "Apa tanda-tanda kehidupan yang bersembunyi di balik semua ini?"

Tentu sangat terbuka peluang untuk lahirnya berbagai penafsiran dari sini. Dan seorang sahabat ada berbisik, "Kalau bayi lahir menangis adalah tanda-tanda awal dari penderitaan. Mau lahir di keluarga kaya raya, berlimpah cinta sampai dengan yang disebut sempurna, tetap saja manusia tidak bebas dari penderitaan." Paling tidak pasti kena sakit, umur tua dan ditakut-takuti kematian. Dan tangisan yang serupa menunjukkan bahwa ia terjadi di semua tempat dan waktu.

Lebih-lebih di zaman ini. Pada zaman sejumlah hal menyentuh hati terjadi tidak henti-hentinya: bunuh diri, gantung diri, perang, petaka alam dan masih bisa ditambah dengan yang lain. Sehingga mudah sekali membukakan pintu keingintahuan, "Kalau memang isi hidup ini adalah penderitaan, apakah kematian adalah jalan pembebasan?" Kalau kematian adalah jalan pembebasan, bukankah bunuh diri sekaligus gantung diri adalah langkah-langkah pembebasan? Sungguh tidak mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan berat ini.

Sejumlah guru pernah bertutur serius, bahwa penderitaan manusia berakar pada identifikasi berlebihan pada badan dan pikiran. Badan dengan lobang-lobangnya di satu sisi memang menjadi sarana bertumbuh (mulut untuk makan, hidung untuk bernapas, dst), namun di lain sisi ia adalah pembuka jalan bagi penderitaan. Mulut yang nafsunya berlebihan adalah awal berbagai penyakit. Lobang seks di bawah kalau diikuti, semuanya bisa hancur dalam semalam.

Pikiran juga serupa, ia pembantu yang baik, namun penguasa yang amat berbahaya. Sebagai pembantu, pikiran membantu berhitung, mengenali hitam-putih, baik-buruk dst. Namun sebagai penguasa yang sifatnya dualistik (kiri-kanan, sukses-gagal), pikiran juga yang membuat manusia senantiasa berguncang. Tidak puas dengan titik kehidupan, kemudian melompat ke titik ekstrem lain yang bernama kematian. Tidak puas dengan keramaian, melompat ke titik ekstrem lain yang bernama sunyi-sepi. Ada satu hal yang tersisa dari sini: kehidupan yang berguncang!

Sehingga bisa dimaklumi, kalau ada seorang guru yang mengandaikan kehidupan manusia dengan a circle without center. Sebuah lingkaran berputar tanpa titik pusat. Di luar titik pusat, tidak ada hal lain terkecuali guncangan. Habis di atas, di bawah. Habis di kiri, di kanan. Habis kaya, miskin. Setelah bahagia, menderita. Setelah senang, sedih. Guncangan, guncangan dan hanya guncangan. Tentu tidak terlalu mengejutkan menyaksikan kemudian, kalau di negara kaya seperti AS kemudian konsumsi pil tidur tergolong yang paling tinggi. Di keluarga kaya mudah sekali dipicu untuk tergelincir ke dalam pertengkaran dan perceraian. Semakin jauh kaki melangkah dari titik pusat (sebutlah amat kaya), semakin mungkin ia tergelincir ke titik ekstrem lain yang sama jauhnya dari titik pusat.

Dari sini, ada yang bertanya, "Apa dan di mana titik pusat kehidupan?" Sebuah keinginan intelektual sederhana, namun memerlukan sejumlah langkah berat untuk merealisasikannya. Sederhana, karena bisa dijelaskan dengan bahasa sederhana. Berat karena hanya latihan yang tekun yang bisa menghantar manusia ke sana. Ada banyak penjelasan tentang titik tengah. Sekumpulan orang timur (seperti Buddha, Confucius sampai Lao Tze) menyebut titik pusat ada
di jalan tengah (the middle way). Seperti menyetel senar gitar, terlalu kencang putus, terlalu kendor tidak berbunyi. Pengagum cinta, menyebutkan kalau titik tengah ada dalam cinta. Do everything lovingly, demikian saran sederhana namun mendasar. Sebab, apa saja yang dilakukan penuh cinta (dari menyapu, mengepel, menjadi ibu rumah tangga, sampai dengan bekerja) akan otomatis menggiring manusia ke titik pusat.

Tulisan Manusia dan Keadilan


 Kata keadilan memiliki berbagai macam definisi menurut persepsi masing-masing.  Apabila kita membahas mengenai dua titik perbedaan, kemungkinan besar akan terbesat bentuk ketidakadilan baik dalam segi penilaian atau dalam segi realita dikehidupan secara langsung.  Disini saya akan lebih membahas mengenai gambaran keadilan hukum di Indonesia.

  Keadilan hukum? Ya keadilan dan hukum merupakan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan. Lalu apa hukum itu? Dari artikel wikipedia yang saya baca, Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana.

Keadilan merupakan hal yang mendasar bagi bekerja nya suatu sistem hukum. Sistem hukum ini merupakan struktur untuk mencapai konsep keadilan yang disepakati bersama.

Lalu bagaimana dengan keadilan hukum di negara kita Indonesia? Entah saya harus berkomentar apalagi, karena topik ini mungkin sudah menjamur karena sudah terlalu sering kita jumpai atas permasalahan negara kita. Ya! Hukum! Berbagai pernyataan negatif tentang sistem hukum dan keadilan hukum Indonesia bukanlah pernyataan yang lahir begitu saja, tetapi memiliki alasan, lahir dari berbagai permasalahan hukum dan ungkapan perasaan tidak puas atas fakta-fakta yang terjadi di tengah penegakkan hukum. Banyak sekali kasus terjadi dan penyelesaiannya pun masih sangat jauh dari harapan kehidupan bangsa di negara hukum ini.

 Banyak kasus yang marak terjadi karena tidak adanya keadilan hukum. Tentu kita jelas mengetahui tentang berbagai kasus korupsi di negara kita. Dan ya! Untuk mengatasi hal ini saja pemerintah tidak gesit untuk menyelesaikannya, dan bahkan belum ada yang terselesaikan secara murni. Mungkin saya bukanlah orang yang terlalu tahu dan mengerti akan hukum. Tidak seharusnya pula saya menjudge dan memiliki persepsi buruk tentang hukum dan penegak hukum di negara kita. Tapi untuk fakta-fakta yang terjadi dan sudah jelas terlihat.  Kita hidup di negara hukum tapi pelaksanaan, keutuhan dan keadilan hukum tidak berjalan sesuai dengan semestinya.

Lebih ironis lagi ketika kita mendengar kasus pelanggaran yang di lakukan oleh rakyat kecil, ia harus mendapatkan hukuman, di sisi lain banyak sekali koruptor yang jelas-jalas mengambil uang dan hak rakyat tetapi susah sekali untuk di hukum, di pikirin dulu, di pertimbangkan dulu, di lama-lamain, dan berbagai penyelesaian bertele-tele tapi berujung tetap merajalela para koruptor tersebut.

Terlalu banyak permasalahan hukum yang terjadi. Lalu siapa yang harus disalahkan? Jawabannya tergantung masing-masing dari kalian. Tentu kita sebagai generasi muda dan sebagai warga Indonesia ingin negara kita menjadi negara yang tentram dan benar-benar menegakkan hukum sesuai dengan apa yang disebutkan bahwa Indonesia adalah NEGARA HUKUM. Kita semua ingin adanya keadilan hukum yang setegak-tegaknya. Kita sadar bahwa kurangnya keadilan hukum di negara kita. Hukum di negara kita sangat perlu untuk dibenahi.

Terus apa yang kita harus lakukan? Tidak selalu untuk meminta keadilan hukum dengan melakukan demonstrasi, apalagi jika sampai melakukan tindakan anarkis. Di mulai dari diri sendiri untuk tidak melanggar aturan hukum. Kita lakukan semestinya peran kita sebagai generasi muda, sampai nanti kita sendiri yang akan membenahi negara kita dengan HUKUM yang baik dan benar-benar ditegakkan. Diharapkan pula bagi para petinggi negara untuk tidak memikirkan diri sendiri dan dapat merasakan apa yang dirasakan oleh warga yang masih memerlukan bantuan.