Sabtu, 29 Oktober 2011

pemuda dan sosialisasi

Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.
Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari. Asal mula timbulnya kedirian :
1.        Dalam proses sosialisasi mendapat bayangan dirinya, yaitu setelah memperhatikan cara orang lain memandang dan memperlakukan dirinya. Misalnya ia tidak disukai, tidak dihargai, tidak dipercaya; atau sebaliknya, ida disayangi, baik budi dandapt dipercaya
2.        Dalam proses sosialisasi juga membentuk kedirian yang ideal. Orang bersangkutan mengetahui dengan pasti apa-apa yang harus ia lakukan agar memperoleh penghargaan dari orang lain. Bentuk-bentuk kedirian ini berguna dalam meningkatkan ketaatan anak terhadap norma-norma sosial

Bertitik tolak dari pengertian pemuda, maka sosialisasi pemuda dimulai dari umur 10 tahun dalam lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, dan jalur organisasi formal atau informal untuk berperan sebagai mahluk sosial, mahluk individual bagi pemuda
Thomas Ford Hoult, menyebutkan bahwa proses sosialisasi adalah proses belajar individu untuk bertingkah laku sesuai dengan standar yang terdapatdalam kebudayaan masyarakatnya. Menurut R.S. Lazarus, proses sosialisasi adalah proses akomodasi, dengan mana individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai dengan tekanan lingkungan, dan mengembangkan pola-pola nilai dan tingkah laku-tingkah laku yang baru yang sesuai dengan kebudayaan masyarakat

INTERNALISASI, BELAJAR DAN SPESIALISASI
Ketiga kata atau istilah tersebut pada dasarnya memiliki pengertian yang hampir sama. Proses berlangsungnya sama yaitu melalui interaksi sosial. istilah internasilasasi lebih ditekankan pada norma-nroma individu yang menginternasilasikan norma-norma tersebut. Istilah belajar ditekankan pada perubahan tingkah laku, yang semula tidak dimiliki sekarang telah dimiliki oleh seorang individu. istilah spesialisasi ditekankan pada kekhususan yagn telah dimiliki oleh seorang individu, kekhususan timbul melalui proses yang agak panjang dan lama

Rabu, 26 Oktober 2011

INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT

Individu adalah komponen paling kecil dalam suatu kehidupan sosial. Setiap individu memiliki peranannya masing-masing dalam segala aspek kehidupan baik dalam keluarga atau masyarakat. Tiap-tiap individu berbeda dengan berbagai macam gaya hidup dan tujuannya masing-masing. Individu nantinya akan menjadi suatu susunan keluarga. Keluarga adalah sebuah lingkup kecil dari kehidupan sosial yang nantinya akan menjadi masyarakat.


Sifat-sifat dan perilaku dari setiap individu itu akan sangat berpengaruh dalam terbentuknya sebuah keluarga dan masyarakat. Kita ambil contoh sebuah RT yang individunya ugal-ugalan dan sering meresahkan warga, maka masyarakat tersebut nantinya akan terbentuk secara tidak baik pula. Tapi bila individunya baik dan rasa solidaritasnya tinggi maka pada akhirnya akan terbentuk sebuah masyarakat yang aman dan tenteram.
Tapi individu yg kurang baik itu dapat diubah dalam tahapan keluarga. Tergantung bagaimana cara keluarga tersebut saling menasehati dan memberikan dukungan untuk memperbaiki perilaku dari individu tersebut. Mungkin inilah yang biasa disebut hartaku keluargaku J. Lalu mulai dari tahap keluargalah individu itu memulai untuk bersosialisasi dengan individu-individu yang lain. Pada tahap inilah pembentukan kepribadian dr tiap individu dimulai.

Dan ketika individu tersebut telah terjun ke dalam dunia masyarakat, maka akan terlihat bagaimana cara dia bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Bagaimana cara dia berbincang, berpendapat, dan bekerja sama dengan orang lain. Dan di dalam masyarakat, individu tersebut akan menemukan hal-hal baru yang belum pernah dia temukan pada tahapan keluarga. Jadi bagaimana cara individu tersebut bisa menjadi individu yang berguna, sedikit banyak sangat bergantung pada keluarga dan masyarakat tempat ia bergaul. Maka dari itu sayangilah keluargamu dan jadilah berguna untuk bangsamu.


sumber : laranjani.blogspot.com

Kamis, 20 Oktober 2011

Penduduk,Masyarakat dan Kebudayaan


Penduduk,Masyarakat dan Kebudayaan
Penduduk,masyarakat dan kebudayaan yaitu 3 aspek yang ada dalam kehidupan, tanpa adanya penduduk tidak mungkin ada masyarakat. Kebudayaan itu dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Ketiganya itu saling berhubungan dan saling berkesinambungan. Contoh-contoh dari kebudayaan misalnya,batik yang berasal dari indonesia,kesenian tradisional masing-masing daerah yang mempunyai ciri khas dan karakter masing-masing. Didalam suatu kehidupan masyarakat tertentu pasti ada suatu kebudayaan atau adat istiadat yang dianut oleh masing-maasing mereka. Adat istiadat atau kebudayaan merupakan warisan turun temurun dari leluhur kita, contohnya yaitu upacara ngaben di bali,dan masyarakatpun turut ikut serta dalam upacara adat tersebut.
Kebudayaan itu sifatnya fleksibel karena perubahannya mengikuti perkembangan zaman,perubahannya dapat kearah yang positf dan tidak menutup kemungkinan untuk kearah yang negatif.

Rabu, 12 Oktober 2011

Biografi


Assalamuallaikum..

Saya adalah heru adipraja,anak kedua dari empat bersaudara,satu kakak laki-laki dan dua adik perempuan. Kakak saya bernama Chandra dan dua adik saya yaitu Lia dan Rara. Ayah saya bernama Herniwan AD,ibu saya Yeyet Suryati. Kami adalah keluarga yang sederhana.
Saya itu orangnya agak pemalu dibandingkan dengan kakak dan kedua adik saya,apalagi dengan orang yang belum saya kenal dan orang yang saya kenal pun saya agak malu jika saya tidak terlalu akrab denganya. Saya juga tidak tahu kenapa saya seperti itu,padahal waktu kecil saya orangnya selalu aktif walaupun ada orang yang tidak saya kenal,tapi saya cuek saja berbicara dengan orang itu. Entah kenapa saat beranjak dewasa,saya sedikit tidak percaya diri. Sampai saat ini pun saya masih kurang percaya diri dengan diri saya sendiri.
Dulu,saya sering bermain bola dan saya sangat menyukainya,karena disitulah kekompakan sebuah tim diuji. Dan tim sepakbola yang saya favoritkan adalah ManchesterUnited.mereka itu sebuah tim yang kuat dengan pemain kelas dunia. Olahraga renang pun saya menyukainya walaupun terkadang hanya main dipinggir kolam renang,dan sesekali saya mencoba untuk berenang dari ujung ke ujung,dan hasilnya saya bisa.
                           
Dulu saya bersekolah diSMAN7 Bekasi,mengambil jurusan IPS. Saya mengambil jurusan IPS karena saya ingin mendalami tentang ilmu ekonomi,tapi setelah lulus SMA saya disarankan untuk melanjutkan ke AKPER(akademik keperawatan,dan saya menolak. Lalu saya disarankan untuk mendalami ilmu komputer yang saya kurang mengerti. Dan akhirnya saya berfikir untuk melanjutkan ke UG dengan mengambil jurusan SI.
Yaa cukup sekian dari saya, akhir kata saya ucapkan
Wassalamuallaikum..

Faktor pertumbuhan di Indoneisa


Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk Di Indonesia

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (natalitas), kematian (mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi).
Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami.
Migrasi ada dua yaitu migrasi yang dapat menambah jumlah penduduk disebut migrasi masuk (imigrasi), dan yang dapat mengurangi penduduk disebut migrasi keluar (emigrasi).
Sebelum kita membahas perkembangan jumlah penduduk Indonesia.

Faktor penyebab utama ini adalah adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama kemajuan di bidang kesehatan.
Dengan kemajuan teknologi kesehatan kelahiran dapat diatur dan kematian dapat dicegah. Ini semua mengakibatkan menurunnya angka kematian secara drastis atau mencolok.
Sesuai dengan tingkat kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maka tiap-tiap masyarakat atau negara.

 Terdapat dua kelompok perhitungan pertambahan penduduk yaitu:
a.
Pertambahan penduduk alami atau natural increase artinya pertambahan penduduk yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian.  
b.
Pertambahan Migrasi (Net Migration) artinya pertambahan penduduk yang dihitung dari selisih antara jumlah penduduk yang masuk dengan penduduk yang keluar.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia antara lain :

a.
Kelahiran (Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran (pro natalitas)
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara lain:
  • Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
  • Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
  • Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
  • Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
  • Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor pro natalitas mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk menjadi besar.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
  • Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
  • Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun dan bagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
  • Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
  • Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
  • Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran (Fertilitas).
Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:

1.

Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate)

Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk wanita.

Pada pertengahan tahun 1999 Jakarta berpenduduk 10.000.000 jiwa. Dalam tahun tersebut terdapat kelahiran 250.000 bayi.

2.

Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR

Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan anak.


Faktor-faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam suatu negara antara lain:

1.
Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.
2.
Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.
Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
5.
Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.
Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.
Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia).

b.
Kematian (Mortalitas)
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran.
Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu:

1.
Angka kematian kasar (Crude Death Rate = CDR)
Angka kematian kasar yaitu angka yang menunjukkan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertent

- Rendah, jika angka kematian 9 – 13.
- Sedang, jika angka kematian 14 – 18.
- Tinggi, jika angka kematian lebih dari 18.
2.
Angka kematian khusus menurut umur tertentu (Age Specific Death Rate = ASDR)
Angka ini dapat digunakan untuk mengetahui kelompok-kelompok usia manakah yang paling banyak terdapat kematian. Umumnya pada kelompok usia tua atau usia lanjut angka ini tinggi, sedangkan pada kelompok usia muda jauh lebih rendah.

3.
Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate = IMR)
Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir.
Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun.

Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indikator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk.
Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka tingkat kematian bayi tinggi.
Selain perhitungan di atas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir.

Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian (anti mortalitas).

a.
Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:

- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
- Terjadinya berbagai bencana alam
- Terjadinya peperangan
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b.
Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:

- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.